Jumat, 29 November 2013

BULLETIN NUN-Q


Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Pasti  ada  pertanyaan  besar  bagi siapapun  yang membaca   nama nun_Q, sebuah majalah pesantren. Apa maksud  dan  tujuan  majalah  nun_Q sebagai   sebuah majalah   pesantren? Mengapa  yang  diangkat  pesantren? Pertanyaan itu terus diberondongkan bak mitraliur yang tidak pernah ber- henti ditembakkan. Dan masih menghantam kita menjelang hari H terbitan edisi perdana nun_Q.

Kita sadari  bahwa peran pesant- ren sebagai salah satu bagian penting dari khasanah intelektual anak bangsa yang tidak mungkin dipisahkan ke- beradaannya. Namun keberadaanya terpinggirkan, kurang subur, nyaris mati. Ini yang menyebabkan sumban- gan yang diberikan dunia intelektual pesantren terhadap khasanah intelek- tual di Indonesia menjadi kurang op- timal, kontribusi estetik, tematik dan etik yang merupakan potensi khas pesantren menjadi kurang begitu terasa dalam denyut akademik intelektual In- donesia. Suatu institusi yang kental di dalamnya dengan tradisi baca, tradisi menulis, tradisi sastra, tradisi berde- bat, dan tradisi menghaluskan budi le- wat lantunan musik-musik tradisional. 

Kesadaran ini yang ingin kita ban- gun.  Omong  punya omong,  banyak masukan dari teman-teman yang pedu- li dengan dunia intelektual pesantren. Mengapa  banyak  hal tentang  karya pesantren yang terlupakan. Fenomena tentang khasanah intelektual pesant- ren secara global maupun lokal dalam khasanahnya telah banyak diperbincangkan,        tapimasih banyak celah-celah kosong   yang tidak tergali dan terlupakan. Iktiar ini bertujuan un- tuk memancing segala potensi Intelektual yang sebelumnnya tertidur menjadi bergairah.  Diharapkan  akan muncul lagi penulis-penulis berbakat, sastrawan,  seniman,  budayawan daripesantren, khususnya.

Berdasarkan itulah kita ingin mengajak berdialaog dan mengajak berinteraksi secara kongkret dalam pengembangan   dunia   tulis-menulis di pesantren. Sebagai tema pembuka dalam edisi perdana majalah nun_Q, yaitu Membangkitkan Kembali Tradisi Intelektualsme Pesantren.   Redaksi.. Wassalam. 

Read More